5 Bahan Herbal yang Harus Dihindari Penderita Diabetes: Waspadai Risiko Hipoglikemia

5 Bahan Herbal yang Harus Dihindari Penderita Diabetes: Waspadai Risiko Hipoglikemia

5 Bahan Herbal yang Harus Dihindari Penderita Diabetes: Waspadai Risiko Hipoglikemia
Ilustrasi bahan herbal yang Harus Dihindari Penderita Diabetes Pixabay.com


Daftar Isi

  • Mengenal Penggunaan Herbal untuk Diabetes
  • Bahaya Hipoglikemia Akibat Herbal
  • Lidah Buaya (Aloe Vera)
  • Ginseng
  • Pare (Peria)
  • Teh Hijau
  • Berberin
  • Kesimpulan dan Tips Aman Konsumsi Herbal untuk Penderita Diabetes


Mengenal Penggunaan Herbal untuk Diabetes

Banyak orang yang hidup dengan diabetes memilih pengobatan alami sebagai pelengkap terapi medis mereka. Salah satu pendekatan alami yang cukup populer adalah penggunaan bahan herbal. Dianggap lebih "alami" dan minim efek samping, berbagai rempah dan tanaman kerap digunakan untuk membantu mengontrol kadar gula darah.

Namun, penting dipahami bahwa tidak semua bahan herbal cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes. Beberapa jenis tanaman justru bisa berinteraksi negatif dengan obat medis, dan bisa menimbulkan masalah serius seperti hipoglikemia (kadar gula darah turun drastis).


Bahaya Hipoglikemia Akibat Herbal

Hipoglikemia adalah kondisi di mana kadar gula darah turun di bawah normal, biasanya di bawah 70 mg/dL. Gejalanya bisa berupa gemetar, pusing, kelelahan berat, hingga kehilangan kesadaran. Dalam kasus parah, hipoglikemia bisa berbahaya, bahkan mengancam nyawa.

Menurut Whitney Stuart, ahli gizi dari Amerika dan pendiri Whitness Nutrition, konsumsi herbal tertentu bisa memperkuat efek obat penurun gula darah. Hasilnya, gula darah bisa turun terlalu rendah tanpa disadari.

Supaya aman, mari kita bahas beberapa bahan herbal yang sebaiknya dihindari oleh penderita diabetes, terutama yang sedang menjalani pengobatan dengan obat antidiabetes.


Lidah Buaya (Aloe Vera)

Lidah buaya terkenal karena khasiatnya untuk kulit, tapi ternyata tidak seaman itu kalau dikonsumsi penderita diabetes. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak lidah buaya dapat menurunkan kadar gula darah. Di satu sisi, ini terdengar seperti kabar baik. Tapi kalau kamu sudah minum obat diabetes seperti insulin atau metformin, penurunan ini bisa berlebihan dan menyebabkan hipoglikemia.

Lidah buaya dalam bentuk suplemen juga belum banyak diatur dari segi dosis dan kandungan. Ini bikin risikonya jadi lebih tinggi, karena kita nggak tahu pasti berapa banyak kandungan aktif yang masuk ke tubuh.

Saran: Kalau kamu penderita diabetes dan tertarik mencoba lidah buaya, lebih baik diskusikan dulu dengan dokter. Jangan asal konsumsi suplemen hanya karena ada label "alami" di kemasannya.


Ginseng

Ginseng sering dianggap sebagai tanaman serba bisa. Banyak yang pakai ginseng buat menambah energi, memperkuat sistem imun, bahkan memperbaiki performa seksual. Tapi buat penderita diabetes, ginseng bisa jadi agak "tricky".

Menurut ahli gizi Mascha Davis, ginseng bisa menurunkan kadar gula darah. Kalau dikombinasikan dengan obat penurun gula, risiko hipoglikemia jadi lebih tinggi. Ini terutama berbahaya kalau kamu mengonsumsi ginseng tanpa tahu dosis yang tepat atau tanpa pengawasan dokter.

Catatan: Beberapa jenis ginseng seperti ginseng Amerika dan ginseng Korea punya efek berbeda. Tapi karena belum ada panduan yang pasti, mendingan dihindari dulu kalau kamu sedang pakai obat diabetes.


Pare (Peria)

Pare adalah sayuran pahit yang sering dipakai dalam masakan tradisional. Banyak yang percaya bahwa pare bisa bantu menurunkan gula darah karena kandungan seperti charantin dan polipeptida-p, yang mirip cara kerjanya dengan insulin.

Namun, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Nature, efek pare masih belum konsisten. Penelitian tentang pare masih terbatas, dan banyak hal yang belum jelas: berapa dosis yang aman? Apa efek jangka panjangnya?

Lebih parahnya lagi, bagi orang yang sudah minum obat penurun gula, pare bisa memperbesar risiko hipoglikemia. Efeknya mungkin nggak langsung terasa, tapi dalam jangka panjang bisa membahayakan.


Teh Hijau

Siapa yang nggak kenal teh hijau? Minuman ini memang punya banyak manfaat, termasuk untuk metabolisme dan antioksidan. Bahkan, beberapa riset menunjukkan teh hijau bisa bantu menurunkan gula darah dan hemoglobin A1C (indikator rata-rata gula darah dalam 3 bulan).

Tapi, sebagian besar studi yang menunjukkan manfaat teh hijau ini masih dilakukan di laboratorium atau pada hewan. Jadi, efeknya pada manusia terutama yang sedang konsumsi obat diabetes masih belum sepenuhnya jelas.

Teh hijau bisa memperkuat efek obat antidiabetes, dan ini bisa menurunkan gula darah terlalu drastis kalau tidak dipantau.

Tips: Minum teh hijau boleh saja, tapi jangan berlebihan. Dan tetap konsultasikan dengan dokter, terutama kalau kamu minum obat diabetes secara rutin.


Berberin

Berberin adalah senyawa yang ditemukan dalam beberapa tanaman seperti goldenseal, berberis, dan kunyit. Suplemen ini sering dipakai dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan Ayurveda untuk mengatasi berbagai penyakit, termasuk diabetes.

Menurut ahli diet Whitney Stuart, berberin bisa menurunkan gula darah secara signifikan. Tapi di sisi lain, ini juga berarti bahwa kalau kamu minum obat diabetes, efeknya bisa dobel dan menurunkan gula darah terlalu rendah.

Masalah lainnya, kualitas dan dosis berberin yang beredar di pasaran sangat bervariasi. Ini bikin sulit untuk menentukan mana produk yang aman dan mana yang tidak.

Catatan: Suplemen herbal seperti berberin harus benar-benar digunakan dengan hati-hati. Jangan konsumsi tanpa anjuran dokter, apalagi kalau kamu sudah dalam pengobatan diabetes.


Kesimpulan dan Tips Aman Konsumsi Herbal untuk Penderita Diabetes

Penggunaan herbal memang bisa jadi alternatif yang menarik buat mengelola diabetes. Tapi perlu diingat, "alami" bukan berarti aman 100%. Bahan-bahan seperti lidah buaya, ginseng, pare, teh hijau, dan berberin punya potensi menurunkan gula darah, yang bisa berisiko kalau tidak diimbangi dengan pemantauan medis.


Tips Aman:

  • Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mulai konsumsi herbal apa pun.
  • Jangan mencampur obat medis dan herbal tanpa pengawasan ahli.
  • Perhatikan gejala hipoglikemia: pusing, gemetar, lapar berlebihan, atau kehilangan kesadaran.
  • Jangan tergoda iklan atau klaim di media sosial tanpa bukti ilmiah.

Lebih baik aman daripada menyesal. Terutama bagi penderita diabetes, menjaga kestabilan gula darah adalah prioritas utama. Herbal bisa jadi pendukung, tapi bukan pengganti pengobatan utama. Selalu utamakan keselamatan dan informasi yang akurat.

Comments

Popular posts from this blog

20 Pesantren DDI di Sulawesi Selatan: Lembaga Pendidikan Islam yang Membanggakan

Cara Cek Spesifikasi Laptop ASUS dengan Mudah dan Akurat

Panduan Lengkap Penulisan Tanggal dalam Bahasa Inggris yang Tepat

Apa Itu Streaming? Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Penerapan Lengkap

Pengertian e-Office & cara masuk Pembuatan Surat Masuk

Tanda Tubuh Kelebihan Gula Darah: Waspadai Gejalanya dan Cara Mengatasinya